Rabu, 14 Januari 2009

Berita Ujian Nasional 2009

BSNP merilis jadwal Unas 2009
Penulis : arif
Released : Rabu, 14 Januari 2009 05:46:02
Pemerintah terus berusaha membenahi kualitas dan kredibilitas ujian nasional (unas) SMA. Untuk mengoptimalkan nilai siswa, tes yang menentukan kelulusan tersebut akan diperpanjang dari tiga hari menjadi lima hari. Artinya, siswa bisa mengurangi beban dengan cukup menyelesaikan satu mata pelajaran dalam satu hari ujian.
”Kebijakan itu ditempuh setelah mempertimbangkan masukan dan saran dari sekolah dan siswa. Ujian dua mata pelajaran dalam satu hari dianggap terlalu berat dan padat,’’ terang Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Mungin Eddy Wibowo di Kantor Depdiknas, Jalan Sudirman, Jakarta, kemarin.
Kemarin BSNP juga merilis jadwal Unas 2009. Unas tingkat SMA atau sederajat akan berlangsung 20-24 April 2009, sedangkan ujian susulan akan dilaksanakan 27 April hingga 1 Mei 2009. Bagi siswa SMP, unas direncanakan berlangsung 27-30 April 2009 dengan ujian susulan 4-7 Mei 2009. Unas SMA luar biasa dan SMK akan digelar 20-22 April 2009 dengan ujian susulan 27-29 April 2009. Mata pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika. “Uji kompetensi keahlian dilakukan sebelum pelaksanaan ujian nasional dan teknis pelaksanaannya akan diatur tersendiri,” jelas Mungin.
Sedangkan ujian akhir sekolah (UAS) berstandar nasional akan digelar 11-13 Mei 2009. Sementara ujian susulan akan dilaksanakan 18-22 Mei 2009. Mata pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Bagi SMA dan sederajat, pelajaran yang diujikan untuk Program IPA adalah Bahasa Indonesia, Biologi, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, dan Kimia. Sedangkan bagi Program IPS adalah Bahasa Indonesia, Sosiologi, Bahasa Inggris, Matematika, Geografi, dan Ekonomi.
Bagi Program Bahasa, mata pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia, Sejarah/Budaya/Antropologi, Bahasa Inggris, Matematika, Sastra Indonesia, dan Bahasa Asing. Sedangkan Program Keagamaan, yang diujikan adalah Bahasa Indonesia, Ilmu Kalam, Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Hadits, dan Ilmu Tafsir. Untuk merealisasikan agenda tersebut, Depdiknas telah menyiapkan dana Rp572 miliar.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional Burhanuddin Tolla mengatakan, dana itu akan digunakan untuk segala kebutuhan yang menyangkut pelaksanaan ujian nasional, dari pencetakan soal sampai pengumuman kelulusan. Tolla menjelaskan, bukan hanya unas formal yang dibiayai, melainkan juga unas kesetaraan. Perinciannya, katanya, Rp56 miliar untuk UAS berstandar nasional, Rp200 miliar untuk unas SMP sederajat, dan Rp 120 miliar untuk unas SMA sederajat. ”Sisanya untuk ujian nasional pendidikan kesetaraan paket A, B, dan C,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Mungin juga memastikan bahwa nilai unas bisa dipakai sebagai standar bagi perguruan tinggi negeri (PTN) untuk menerima siswa SMA dengan melihat kemampuan akademiknya. Hal itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) 19 Tahun 2006 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 68. Untuk menyamakan persepsi itu, mulai tahun ini PTN akan terlibat secara teknis dalam pelaksanaan unas SMA. Tujuannya, melakukan seleksi sekaligus penerimaan mahasiswa baru.
Sumber: Padang Ekspres/(zul/nw/jpnn)
Selasa, 13 Januari 2009

Kamis, 01 Januari 2009

Pengumuman PLPG dan Sertifikasi

Klik di: www.sertifikasi.fkip.uns.ac.id

Makalah Pelatihan PTK

PENGEMBANGAN PROFESI GURU
MELALUI PENULISAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) *)
Oleh: Drs. Jumbadi, M.Pd. **)

A. Pendahuluan
Kenyataan di lapangan banyak guru yang menduduki kepangkatan IVa dibanding dengan jumlah guru yang menduduki kepangkatan di bawahnya. Hal ini disebabkan karena adanya persyaratan yang cukup sulit untuk dipenuhi yaitu unsur pengembangan potensi bagi guru, yang bisa ditempuh dengan penyusunan KTI yang berbobot angka kredit 12.
Ada beberapa alasan mengapa guru tidak melakukan pengembangan profesinya antara lain (1) guru belum memahami substansi pengembangan potensi khususnya penyusunan KTI, (2) guru pernah mencoba mengajukan tetapi dikembalikan karena dipandang belum memenuhi syarat, dan (3) kurang termotivasi. Berdasarkan ketiga hal tersebut menjadikan guru enggan dan cenderung melakukan aktivitas-aktivitas secara rutinitas.Fenomena di atas menunjukkan bahwa dalam melaksanakan tugas termasuk mengurus nasibnya (kenaikan pangkat) guru lebih memilih yang mudah dilaksanakan meskipun bersifat statis/ tidak berkembang.
B. Pengembangan Profesi Guru
Berdasarkan Kepmenpan No. 84 Tahun 1993, Guru dapat mengalami kenaikan pangkat mulai dari guru pratama golongan II/a sampai guru utama golongan IV/e (Soeprapto, 2005: 1). Pengembangan Profesi Guru, merupakan salah satu unsur dalam usulan Penetapan Angka Kredit untuk kenaikan pangkat. Untuk kenaikan pangkat ke-Gol. IV-b keatas, guru diwajibkan memperoleh nilai minimal 12 pada unsur Pengembangan Profesi Guru. Karya Tulis Ilmiah (KTI) merupakan merupakan salah satu bentuk pengembangan Profesi Guru. Berdasarkan Pedoman Penilaian KTI (1996/ 1997: 1-4) dijelaskan hal-hal sebagai berikut :
1. Pengembangan profesi adalah kegiatan guru dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan keterampilan untuk peningkatan mutu baik bagi

*) Disampaikan pada Pelatihan PTK Guru-guru SMPN 1 Karanganyar, 22-23 Des. 2008
**) Guru SMAN Colomadu Kra, Ketua Forum Ilmiah Guru(FIG) Kab. Karanganyar

Proses Belajar Mengajar (PBM) dan profesionalisme tenaga kependidikan lainnya maupun dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pendidikan dan kebudayaan.
2. Kegiatan dalam unsur pengembangan diri meliputi (a) menghasilkan KTI di bidang pendidikan, (b) menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan, (c) menciptakan alat peraga, (d) menghasilkan karya seni, dan (e) mengikuti pengembangan/ penyempurnaan kurikulum.
3. Jenis KTI meliputi (a) KTI hasil penelitian, pengkajian, survey dan evaluasi, (b) karya tulis tinjauan ilmiah gagasan sendiri, (c) karya ilmiah populer, (d) karya ilmiah sebagai pemrasaran dalam seminar, (e) buku pelajaran atau modul, (f) diktat pelajaran, dan (g) karya tulis terjemahan. Semua itu dalam bidang pendidikan.
4. Secara rinci lampiran Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Nomor: 84/1993 Tanggal 24 Desember 1993, menjabarkan besaran angka kredit sebagai berikut.
a. Karya (tulis) ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survey, dan atau evaluasi di bidang pendidikan
1) Dipublikasikan dalam bentuk buku (setiap buku angka kredit 12,5),
2) Dipublikasikan dalam bentuk majalah ilmiah (setiap karya angka kredit 6),
3) Tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan sekolah dalam bentuk buku (setiap buku angka kredit 8),
4) Tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan sekolah dalam bentuk makalah (setiap karya angka kredit 4).
b. Karya tulis atau makalah yang berisi tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang pendidikan
1) Dipublikasikan dalam bentuk buku (setiap buku angka kredit 8),
2) Dipublikasikan dalam bentuk majalah ilmiah (setiap karya angka kredit 4),
3) Tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan sekolah dalam bentuk buku (setiap buku angka kredit 7),
4) Tidak dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan sekolah dalam bentuk makalah (setiap karya angka kredit 3,5).
c. Tulisan ilmiah populer di bidang pendidikan dan kebudayaan yang disebarluaskan melalui media massa
(setiap satu tulisan yang merupakan satu kesatuan angka kredit 2)
d. Prasaran berupa tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan ilmiah
(setiap kali penyajian angka kredit 2,5)
e. Buku pelajaran atau modul
1) Bertaraf nasional (setiap buku angka kredit 5)
2) Bertaraf propinsi (setiap buku angka kredit 3)
f. Diktat pelajaran
(setiap diktat angka kredit 1)
g. Karya penerjemahan buku pelajaran atau karya ilmiah yang bermanfaat bagi pendidikan
(setiap buku/ karya ilmiah angka kredit 2,5)
Besaran angka kredit di atas hanya berlaku bagi karya tulis ilmiah yang dilakukan secara perorangan. Bila karya tulis dibuat secara berkelompok atau tim, maka penulis utama berhak mendapat 60% dari besaran angka kredit di atas. Sedangkan 40% besaran angka kredit dibagi rata kepada para penulis pembantu. Jumlah penulis pembantu sebanyak¬-banyaknya 5 orang.

C. Penulisan KTI Bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Salah satu bentuk KTI yang dianjurkan bagi guru adalah Penelitian tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada proses belajar-mengajar yang terjadi di kelas, dilakukan pada situasi alami. Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang sengaja dirancang untuk dilakukan oleh siswa dengan tujuan tertentu. Oleh karena tujuan PTK adalah memperbaiki mutu pembelajaran, maka kegiatan yang dilakukan haruslah berupa tindakan yang diyakini lebih baik dari kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan. Dengan kata lain, tindakan yang diberikan kepada siswa harus terlihat kreatif dan inovatif.
Hal yang khusus pada tindakan tersebut adalah adanya hal yang berbeda dari yang biasa dilakukan guru dalam praktik pembelajaran sebelumnya, karena yang sudah dilakukan dipandang belum memberikan hasil yang memuaskan.
Untuk mengetahui keberhasilan tindakan tersebut maka harus dilakukan secara berulang-ulang, agar diperoleh keyakinan akan keampuhan dari tindakan. Jika dibandingkan dengan eksperimen adalah:Eksperimen melihat bagaimana efektivitas perlakukan, sedangkan PTK melihat keterlaksanaan dan kelancaran proses tindakan. Oleh karena itu yang dipentingkan dalam PTK adalah proses, sedangkan hasil tindakan merupakan konsekuensi logis dari ampuhnya tindakan. Pengulangan langkah dari setiap awal sampai akhir seperti itu disebut siklus. Untuk KTI guru, PTK sedikitnya dilaksanakan dua siklus
D. Penyusunan Laporan PTK
Ada perbedaan khusus antara penelitian fomal dengan penelitian tindakan kelas, baik setting/sasaran penelitian, dasar permasalahan penelitian, maupun metodologi dan hasil penelitian yang ditemukan. Namun, semua penelitian mempunyai awal yang sama yaitu adanya masalah dan adanya keinginan untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuan penelitian pada penelitian formal adalah ingin mengetahui membuktikan, mengembangkan model atau mencari perbedaan hubungan serta pengaruh dari satu/beberapa variabel terhadap variabel lainnya. Sedangkan tujuan penelitian tindakan kelas adalah adanya keinginan peneliti untuk memecahkan masalahnya melalui tindakan/intervensi yang sudah dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh, sehingga hasilnya akan mampu menumbuhkan perubahan yang mengarah pada perbaikan proses pembelajaran.Untuk itu, menyusun usulan penelitian perlu dipersiapkan dengan maksimal oleh para peneliti agar ada pegangan untuk bertindak, walaupun pelaksanaan penelitian itu akan didanai sendiri. Untuk penelitian yang akan meminta dana dan lembaga tertentu, penyusunan proposal penelitian merupakan suatu keharusan dan mutlak harus ada.
Laporan penelitian merupakan manifestasi dari kegiatan seorang peneliti yang sudah mencoba melakukan kegiatan penelitiannya berdasarkan proposal yang telah dipersiapkan. Usulan penelitian adalah apa yang akan dilakukan oleh peneliti, sedangkan laporan adalah apa yang sudah dilakukan peneliti sehingga dapat terjadi adanya perbedaan pada kajian teori, variabel, maupun metodologi yang digunakan.
Dalam penelitian tindakan kelas, peneliti perlu mencatat semua kejadian yang muncul akibat tindakan yang dilakukan. Perubahan apa yang tampak, tingkah laku ataupun kemampuan tentang aspek tertentu yang muncul, agar dapat terdeteksi secara maksimal. Untuk dapat melaporkan hasil kegiatan penelitian tersebut, diperlukan adanya sistematika yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk bahan informasi kepada pihak lain yang membutuhkan.
Pada akhir bagian ini disampaikan secara singkat tentang sistematika penulisan laporan penelitian tindakan kelas.
a. Bagian Pembukaan
Halaman judul
Halaman pengesahan
Abstrak (jika diperlukan).
Abstrak merupakan kondensasi (pemadatan/sari) dari hasil penelitian, yang terdiri atas 4 unsur pokok, yaitu (a) Latar belakang subjek pada awal/permasalahan penelitian, (b) tujuan penelitian, (c) prosedur penelitian, dan (d) hasil penelitian. Ditulis dalam satu halaman, satu spasi, maksimal tiga alinea, ada yang mengharuskan hanya satu alinea, hal ini sangat tergantung pada sumber data atau ketentuan selingkung dari penunjang dana atau pemesan.
Contoh:
Menumbuhkan Keberanian Mengemukakan Ide Pengerjaan Soal melalui Optimalisasi Satuan Pembelajaran Matematika Siswa Kelas 3 SMP 1 Karanganyar.
Menurut pengamatan peneliti pada kelas 3C SMP 1 Karanganyar. jumlah siswa yang berani mengemukakan ide pengerjaan soal matematika cenderung sedikit (< 10%). Hanya jika dipaksa oleh guru siswa baru berani. Fenomena ini merupakan salah satu keprihatinan guru yang periu segera dipecahkan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah peningkatan jumlah siswa yang berani mengemukakan ide pengerjaan soal matematika.
Upaya pemecahan masalah dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) perencanaan tindakan perbaikan (planning'), yang meliputi kegiatan analisis faktor penyebab dan penetapan aksi, (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) pengumpulan data (observing), dan (4) analisis efektivitas tindakan (reflecting). Serangkaian kegiatan ini disebut satu siklus. Menurut hasil wawancara dengan siswa, observasi kelas dan refleksi guru yang dilanjutkan dengan kolaborasi dengan teman sejawat, ditemukan bahwa akar masalah adalah mutu proses pembelajaran yang belum mendorong siswa berani mengerjakan soal matematika. Ada tiga tindakan yang menjadi fokus upaya pemecahan masalah, yaitu: (1) peningkatan motivasi, (2) peningkatan guru yang otoritatif, dan (3) Optimalisasi penerapan satuan pembelajaran matematika. Dengan memberlakukan tindakan di atas, diharapkan tiga indikator keberhasilan riset tindakan ini tercapai, yaitu (1) sekurang-kurangnya 30% siswa berani mengemukakan ide pengerjaan soal, (2) lebih dari 50% siswa menyetujui ide pengerjaan soal dari teman, dan (3) lebih dari 10% siswa
menyanggah/menyetujui ide pengerjaan guru. Data (informasi) mengenai efektivitas tindakan dikumpulkan dari observasi kelas, angket, wawancara dengan guru, wawancara dengan siswa, dan refleksi diri guru/siswa. Validasi instrumen ditempuh melalui face validity dan critical reflection dari masing-masing kolaborator penelitian ini.
Berdasarkan analisis data selama siklus I, II, dan III, dapat disimpulkan: (1) jumlah siswa yang berani mengemukakan ide pengerjaan soal meningkat (10%-42,5%), (2) jumlah siswa yang berani menyetujui ide pengejaan tema meningkat dari 20% menjadi 35,97%, dan (3) jumlah siswa yang berani menyanggah/menyetujui ide guru meningkat dari 5% menjadi 53,29%. Perubahan hasil belajar siswa (nilai harian) cenderung meningkat. Hasil penelitian juga menunjukkan perubahan suasana kelas yang cenderung demokratis dan perubahan sikap guru yang lebih peduli terhadap suasana kelas
Mengingat pelaksanaan penelitian oleh perubahan kalender akademik (liburan puasa), diharapkan siklus penelitian diperpanjang (dari 3 siklus ke 5 siklus) untuk mendapatkan signifikansi keterkaitan antara frekuensi siswa mengerjakan soal metematika di kelas dengan rata-rata hasil belajar. (Farida Nur ’aini, 2000).

Kata pengantar
Daftar Isi
Gaftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Tabel (kalau ada)
b. Bagian Isi
Pada bagian isi laporan memuat lima bab penting yang perlu diperhatikan. Bab dalam bagian isi adalah sebagai berikut.
Bab I Pendahuluan
Terlihat unsur-unsur berikut.
1. Latar belakang masalah, deskripsikan data faktual awal yang menunjukkan terjadi masalah, tempat/setting, pentingnya masalah dipecahkan dengan cara yang dilakukan. Uraikan bahwa masalah yang diteliti benar-benar nyata, berada dalam kewenangan guru/ peneliti. Masalah ini juga menguraikan bahwa masalah tersebut problematik/perlu/mendesak dipecahkan, risikonya kalau masalah tersebut tidak segera dipecahkan. Masalah tersebut penting diteliti: uraikan manfaat jangka pendek dan panjang apabila masalah tersebut berhasil diatasi..
2. Rumusan Masalah, yang dimaksud adalah problem statement (formulation), yaitu rumusan masalah dalam kalimat pernyataan .sedemikian sehingga terlihat unsur-unsur (who, what, where, when, how much/many). Jadi, sedikit berbeda dengan research question yang ada dalam penelitian formal.
3. Tujuan Penelitian. Agar diuraikan tujuan penelitian yang ingin dicapai (umum dan khusus) sehingga tampak jelas indikator keberhasilannya. Indikator keberhasilan itu perlu ditulis karena akan menjadi target tindakan yang akan dilakukan.
4. Manfaat Penelitian. Kemukakan secara jelas manfaat bagi siswa,
guru, maupun komponen lain yang terkait.Agar ada konsistensi pada bab ini, peneliti harus melihat kembali proposal yang pernah disusun dengan lebih rinci dan lengkap. Tidak dibenarkan bahwa laporan penelitian jauh berbeda dengan proposal yang pernah dirancang.
Bab II Kajian Pustaka
Pada penelitian formal (empiris), kajian pustaka disajikan untuk meningkatkan pemahaman yang lebih tinggi tentang masalah yang diteliti, karena umumnya penelitian formal berasal dari hasil studi terhadap hasil penelitian sebelumnya. Jadi, ada tuntutan yang tinggi untuk menelaah secara luas/mendalam literatur terkait dengan permasalahan yang diteliti dan penelitian-penelitian sebelumnya. Sedangkan pada penelitian tindakan kelas, kajian pustaka hanya dimaksudkan untuk memberi guideline (petunjuk) bahwa suatu tindakan itu dibenarkan secara teoretis. Jadi, tidak ada kebutuhan (tuntutan yang mendasar) untuk menguji teori yang sudah ada, dan dapat menggunakan literatur ataupun tulisan-tulisan tangan kedua, atau dokumen sekunder masih dipakai untuk memperkuat dasar teori yang ada di bab ini.
1. Ada teori-teori terkait yang memberi arah/petunjuk tentang variabel permasalahan yang dipecahkan serta variabel tindakan yang digunakan untuk mengatasinya.
2. Ada usaha peneliti memberikan argumen teoretis bahwa tindakan yang diambil didukung oleh referensi yang ada sehingga secara teoretis tindakan tersebut memiliki dukungan.
3. Action tertentu dimungkinkan dapat meningkatkan mutu KBM, tetapi tidak untuk membuktikan teori. Dari uraian ini tergambar kerangka berpikir yang memberikan langkah dan arah penelitian tindakan.
4. Hipotesis tindakan (jika diperlukan).
Bab III Metodologi Penelitian
Bagian ini oleh Sagor (1992) disebut deskripsi proses penelitian, yaitu peneliti diharapkan mampu menuliskan atau menguraikan langkah-langkah penelitian secara jelas dan padat.
Dengan demikian, pada bab metodologi penelitian ini terlihat unsur-unsur berikut.
a) Subjek penelitian.
b) Setting penelitian (tempat penelitian).
c) Desain (rancangan penelitian atau cara-cara pokok penelitian; siklus
yang akan dilakukan; alat, materi, dan media yang perlu dipersiapkan.
d) Jenis instrumen dan cara penggunaannya.
e) Pelaksanaan tindakan. Tindakan yang dilakukan bersifat rasional, artinya berbasis pada akar penyebab masalah; dan feasible (dapat dilakukan dengan tidak ambisius), artinya tindakan terdukung materi, waktu, serta prasarana lainnya.
f) Cara pengamatan (monitoring)
g) Validasi data,analisis data dan refleksi. Data yang akan divalidasi, dianalisis,(seduai dengan jenis data). Refleksi sangat diperlukan untuk mengetahui dampak tindakan, kemajuan yang diperoleh, maupun kelemahan yang ditemukan.
Kemukakan tahapan siklus berikutnya sesuai hasil analisis dan refleksinya.
Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Diskripsi setting penelitian
Berikan gambaran kondisi lapangan saat tindakan dilakukan, secara kualitatif
maupun kuantitatif tentang semua aspek yang dapat direkam pada waktu awal
penelitian.
2. Hasil penelitian
Sajikan dengan data lengkap dari setiap siklus, sehingga memberikan gambaran yang jelas perubahan/perbaikan yang diperoleh dari hasil kegiatan observasi, menyangkut berbagai aspek konsentrasi penelitian. Sajian data ini dapat dibuat dalam bentuk grafik/ tabel dengan diberikan berbagai penjelasan dan analisis data.
3. Pembahasan
Rangkum hasil penelitian dari seluruh siklus dan semua aspek konsentrasi penelitian dengan diformulasikan ke dalam bentuk tabel, grafik, serta dibahas tiap aspek yang diketahui adanya peningkatan, atau tidak adanya perubahan dengan berbagai alasan yang rasional dan logis. Jika dapat dikuatkan dengan teori yang relevan maka dapat meningkatkan kualitas pembahasan hasil penelitian.
Bab V. Simpulan dan Saran
1. Simpulan
Kemukakan simpulan yang diperoleh dari hasil analisis pada bab sebelumnya
dengan memperhatikan perumusan masalah dan tujuan penelitiannya.
2. Saran
Saran untuk penelitian lanjut utarakan keterbatasan penelitiannya, kemudian
sampaikan saran.
Daftar Pustaka
LAMPIRAN-LAMPIRAN YANG PERLU
E. Penutup
Dari bermacam-macam jenis pengembangan profesi yang paling mungkin untuk dilakukan oleh guru ditingkat pendidikan dasar dan menengah adalah penulisan karya tulis ilmiah dari hasil Penelitian Tindakan Kelas. Hal ini dapat dimengerti karena berbagai alasan antara lain adalah:
1. PTK dilakukan di sekolah tempat guru mengajar (tanpa harus meninggalkan tugas mengajarnya )
2. PTK tidak menuntut atau membutuhkan biaya yang besar karena relativ tidak
membutuhkan alat,sarana dan prasarana yang berlebihan
3. Permasalahan PTK terfokus tentang kegiatan pembelajaran di sekolah dimana guru
mengajar
4. PTK dilakukan secara kolaboratif.


DAFTAR PUSTAKA

Harun, 2008, Makalah TOT Guru Pemandu, Semarang: LPMP Jawa Tengah.

Jumbadi, 2008. Makalah Pelatihan Karya Tulis Ilmiah Guru SMP . Karanganyar
: Dinas P dan K.

Nuning Hidayah 2008. Makalah Pelatihan Karya Tulis Ilmiah Guru SMP . Karanganyar:
Dinas P dan K.

Suhardjono. 1995. Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan dan Angka Kredit
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Depdikbud.

Suharsimi dkk,2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara, Jakarta.

Soeprapto. 2005. Pengembangan Profesi Guru. Karanganyar Makalah Lokakarya SMP N 4 Karanganyar.


Lampiran: 1.

Contoh-contoh Judul PTK

KONSELING BEHAVIORAL UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI SISWA KELAS XII-IPS 3 SMA NEGERI 12 BANDUNG

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TEAM GROUP TOURNAMENT ( TGT ) UNTUK MENUMBUHKAN MINAT DAN MOTIVASI SISWA DALAM BELAJAR BIOLOGI DI KELAS X.8 SMA NEGERI 22 JAKARTA

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V MELAUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA DAN HEWAN VERTEBRATA
MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MENCARI PASANGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI KELAS VI SDN 17 ARO IV KORONG KOTA SOLOK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENDEKATAN STAD DENGAN PERMAINAN MONOPOLI INTERNASIONAL
PADA SISWA KELAS XII SMAN 92 JAKARTA

PENERAPAN SIMPLE SCIENTIFIC EXPERIMENT
SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X. 2 SMA 1 CEPIRING

PEMBELAJARAN DENGAN KOTAK BEKAS TEMPAT DISKET TRANSPARAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI GEOMETRI DIMENSI TIGA SISWA KELAS X-9
SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2007/2008

PENGGUNAAN TEKNIK SCRAMBEL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMBACASISWA KELAS 1 SEKOLAH DASAR ISLAM INTERNASIONAL (SDII) SURAKARTA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS RECOUNT SISWA KELAS VIII AKSELERASI SMP NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2006 / 2007 MELALUI PEMBIASAAN MENULIS BERITA AKTUAL PADA CHART TREE


UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA KONSEP LISTRIK DINAMIS MELALUI PENDEKATAN DESKRIPSI ANALOGI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 MUNTILAN TAHUN PELAJARAN 2006/2007